Saya
adalah Saya
Pada
sebuah kota kecil yang terletak di pantai utara Provinsi Banten yang bernama
Tangerang tepatnya tanggal 25 Juli 1992, saya dilahirkan dalam keluarga kecil yang sederhana,
sejahtera dan bahagia. Dalam keluarga itulah saya dilahirkan dan diberi nama
Muhamad Ridwan Sidiq oleh orang tua tercinta. Pada saat itu bapak sudah bekerja
sebagai staff pada sebuah sekolah dasar di daerah Jakarta Timur tepatnya di
wilayah Cipinang Besar Utara, lalu setahun kemudian bapak pindah bekerja ke
wilayah Jatinegara masih bertugas sebagai staff di sebuah sekolah dasar hingga
tahun 2011. Saat dipertengahan tahun 2011 bapak saya mendapatkan surat keterangan
untuk pindah ke kantor dinas walikota Jakarta Timur sebagai staff dinas
pendidikan dasar hingga saat ini. Ibu saya hanyalah seorang ibu rumah tangga
yang sangat kuat dan tangguh dimana beliau selama 9 bulan mengandung dan
melahirkan saya, beliau merawat dan membesarkan saya begitu ikhlas dan penuh
kasih sayang. Ibu dan bapak sangat mencintai dan menyayangi saya melebihi
apapun, begitu pula saya yang sangat sayang dan kagum terhadap orang tua saya
yang selalu bekerja keras untuk menghidupi saya hingga saya dapat kuliah
seperti ini.
Saya awal menduduki bangku sekolah
pada pertengahan tahun 1998 di sebuah sekolah dasar yang dimana pada saat itu
sekolah tersebut memiliki banyak prestasi dan secara kebetulan juga bapak saya
bekerja pada sekolah tersebut. Sekolah tersebut bernama SDN Balimester 01 Pagi
dari sekolah itulah saya ditanamkan rasa disiplin dan taat akan peraturan.
Selama 6 tahun saya menimba ilmu pada sekolah tersebut, banyak kesan dan
kenangan indah ketika saya menduduki bangku pendidikan pada sekolah tersebut.
Karena pada saat itu perkembangan anak-anak dizaman tersebut tidak seperti
anak-anak dizaman sekarang yang sudah banyak perkembangan teknologi begitu
cepat. Setelah 6 tahun saya menduduki bangku sekolah dasar, selanjutnya saya
meneruskan pendidikan saya pada sebuah sekolah menengah pertama yang terletak
tidak begitu jauh dengan sekolah dasar saya yaitu berada di wilayah Kebon Pala
– Jatinegara. Sekolah tersebut bernama SMPN 26, pada sekolah tersebut saya
menduduki bangku sekolah selama 3 tahun. Alhamdulillah, selama 3 tahun
perkembangan pendidikan yang saya dapatkan sedikit meningkat. Pada kelas 2 SMP
saya mendapatkan peringkat 10 besar dari 40 siswa dalam satu kelas. Saat SMP
saya mengikuti sebuah kegiatan ekstra kulikuler yaitu kegitan ekskul
“Kesenian”, dimana pada ekskul tersebut saya mengikuti beberapa kesenia seperti
seni musik ensamble dan seni lukis. Saya mengambil kegiatan ekstra kulikuler
tersebut dikarenakan saya begitu menyukai bidang seni baik itu seni music
ataupun seni musik.
Pada
kegiatan ekstrakulikuler tersebut saya dibimbing oleh seorang guru seni yang
bernama Pak Ari Sadwiantoro, beliau sering dipanggil dengan panggilan Pak Ari.
Pak Ari adalah seorang sosok guru yang sangat membuat saya semangat akan
berkreasi baik itu seni musik ataupun seni lukis. Dalam seni musik ensamble
saya tidak pernah mengikuti perlombaan, akan tetapi dalam bidang seni lukis
saya sering mengikuti perlombaan walau lagi-lagi saya hanya cukup menjadi 10
besar dan 14 besar dalam perlombaan seni antar sekolah dalam satu gugus
Kecamatan Jatinegara. Walaupun saya hanya bisa menjadi 10 atau 14 besar dalam
setiap perlombaan tersebut, saya selalu senang dengan apa yang saya kerjakan
bisa dilihat oleh orang banyak dan ilmu yang saya miliki dapat saya terapkan pada
setiap kegiatan sekolah seperti kegiatan porseni, pentas seni, dan acara-acara
sekolah saya selalu terlibat didalamnya baik.
Saya
cukup senang bisa menduduki bangku sekolah di SMPN 26 dikarenakan seluruh
teman-teman seangkatan beserta guru-guru sangatlah baik-baik dan mengenal saya
karena saya pada saat sekolah di memiliki sifat yang disiplin dan patuh
terhadap peraturan. Sifat disiplin tersebut saya tanamkan semenjak sekolah
dasar, sehingga banyak guru-guru pada kala itu banyak yang mengenal saya. Selama
3 tahun saya menduduki bangku sekolah menengah pertama maka selnjutnya saya
meneruskan pendidikan saya ke tahap yang lebih tinggi yaitu semokalh menengah
atas.
Setelah
lulus dari bangku sekolah menengah pertama saya meneruskan sekolah saya ke
sekolah menengah atas yang berada di wilayah Rawamangun, sekolah itu bernama
SMA Diponegoro 1 Jakarta. Pada sekolah tersebut saya hanya menduduki bangku
sekolah selama 2 tahun saja, dan pada saat itu saya menduduki kelas 2 jurusan
IPS. Saya menduduki bangku pendidikan di sekolah tersebut selama 2 tahun
dikarenakan saya memiliki keinginan untuk pindah sekolah ke luar daerah,
keinginan saya dikabuli oleh orang tua saya untuk pindah keluar daerah tepatnya
ke Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Saya meneruskan sekolah saya ke SMA 1
Garawangi, keadaan sekolah tersebut sangat nyaman dirasakan karena sekolah baru
saya tersebut berada di daerah pegunungan atau lebih tepatnya berada di kaki
gunung Ciremai dan alam sekitar pada sekolah baru saya itu terdapat sawah serta
bukit-bukit hijau yang masih sangat asri. Udara yang sangat sejuk membuat
kegiatan belajar saya begitu nyaman dan semangat, pada sekolah itu saya benar-benar diajarkan untuk cepat
beradaptasi dengan warga sekolah baik itu kelakuan dan bahasa. Awalnya pada
saat memasuki kegiatan belajar mengajar saya terbebani oleh dengan factor
bahasa, karena awalnya saya masih belum bisa berkata dengan menggunakan bahasa
Sunda walau saya mengerti akan teman-teman yang katakana tetapi saya pada saat
itu sulit untuk menjawab balik pembicaraan dari teman-teman dengan menggunakan
bahasa sunda.
Sekitar
2 sampai 3 bulan saya sedikit demi sedikit bisa berbahasa sunda walau apa yang
saya ucapkan menurut teman saya terdengar aneh, tetapi saya tetap berusaha
untuk belajar berbahasa sunda dengan baik dan benar. Dalam lingkungan sekolah
seperti itu saya mendapatkan rasa kekeluargaan dari sebuah sekolah begitu
terasa dibandingkan dengan sekolah yang berada di kota-kota besar. Pada saat
saya pindah ke Kuningan, saya saat itu tinggal bersama kakek, nenek dan paman
dari keluarga bapak. Saya tinggal pada sebuah desa yang letaknya jauh dari
sekolah baru saya, letak desa saya berada di lembah yang tidak begitu dalam.
Akan tetapi desa tersebut sudah bisa dilewati oleh kendaraan bermotor baik itu
kendaraan roda dua ataupun kendaraan roda empat. Pada desa tersebut saya juga
merasakan rasa gotong royong antar warga desa begitu erat, keadaan desa yang
begitu bersih dan sejuk diantara bukit tidak membuat putus asa warganya untuk
melakukan kegiatan, baik itu kegiatan kerja bakti, kegiatan olah raga dan
sebagainya, semua kegiatan dilaksanakan secara gotong royong, sehingga desa
yang mereka tinggal selalu terlihat bersih dan sejuk ketika siapa saja
berkunjung desa tersebut.
Saya
memiliki hobi menggambar atau melukis, oleh karena dengan hobi saya tersebut
saya saat pindah ke sekolah baru saya tersebut hobi yang saya miliki pun
tergunakan juga. Selain menggambar saya juga hobi bersepeda dan bermain bulu
tangkis, bulu tangkis adalah hobi olahraga favorit saya dibandingkan olahraga
lainnya. Namun kini hobi olahraga saya tersebut tertunda karena dengan jadwal
kuliah yang sudah mulai padat, sehingga tidak ada waktu untuk berolahraga.
Selain hobi pada seni lukis dan olahraga saya juga memiliki hobi bermain
game-game pada komputer, hingga kuliah saat ini saya mengambil jurusan Sistem
Informasi Fakultas Ilmu Komputer pada
sebuah Universitas Swasta ternama di Indonesia yaitu Universitas Gunadarma.
Saya memilih Universitas Gunadarma dikarenakan saat sekolah menengah atas, saya
mengikuti kegiatan PMDK pada sebuah Universitas Negeri akan tetapi nasib saya
sedang kurang beruntung. Oleh karena itu saya memilih Universitas Gunadarma,
selain itu saya memilih Universitas Gunadarma dikarenakan hobi saya pada
komputer.
Saya
memiliki cita-cita untuk menjadi seorang pengusaha pada sebuah perusahaan
otobus, saya ingin menjadi pengusaha pada sebuah perusahaan otobus dikarenakan
saya juga memiliki hobi atau kegemaran pada bus semenjak balita. Menurut orang
– orang biasa bila melihat saya dan teman-teman yang gemar terhadap bus itu
terlihat aneh dan sangat tidak wajar, akan tetapi ini merupakan sebuah
kegemaran. Saya menggemari bus dikarenakan dari bus – bus yang berada di
Indonesia itu berwarna – warni, walau bentuknya kotak tapi dari bentuk kotaknya
itu sebuah bus terlihat nilai seni dari perpaduan warna dan bentuk busnya.
Bahkan kini bus yang ada di Indonesia bentuknya tidak berbentuk kotak yang
kaku, akan tetapi memiliki bentuk kotak yang dipadukan dengan lekukan-lekukan
dibeberapa bagian pada bus tersebut.