Organisasi..., bila kita mendengar kata-kata itu kita akan berpikir
organisasi akan suatu perkumpulan.., ya..!!, memang itu..., organisasi
ialah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang saling bekerjasama
dengan tujuan yang sama pula.
Sejarah timbulnya organisasi itu sendiri mungkin sudah beratus-ratus
atau beribu-ribu tahun yang lalu bahkan dari zaman nenek moyang kitapun
organisasi sudah ada, karena keberadaaan atau ruang lingkup suatu
organisasi itu sangatlah luas, antara sadar atau tidak sadar kita
sebagai manusia sudah dilahirkan dalam keadaan berorganisasi, mengapa
demikian..?, karena kita terlahirkan ke dunia ini didalam suatu
organisasi yaitu "Keluarga", keluarga merupakan suatu organisasi kecil,
terpenting dan utama dalam hidup kita karena dalam organisasi keluarga
itu sendiri kita telah diajarkan bagaimana cara kita berorganisasi,
bersosialisasi, bahkan segala sikap dan tingkah perilaku kita itu
sendiri asalnya dari organisasi keluarga orang tua kita sebagai kepala
organisasi dalam keluarga selalu memahat dan mengasah tingkah laku,
sopan santun dan segala kebaikan kepada kita sejak dini atau semenjak
kita dilahirkan dalam organisasi kecil ini.
Bukan hanya keluarga saja organisasi yang penting dalam keseharian kita
ini, organisasi pendidikan adalah suatu organisasi yang sangat penting
pula untuk kita baik pendidikan yang bersifat formal "sekolah" ataupun
informal "bimbingan belajar atau kursus" karena di organisasi ini kita
diajarkan segala suatu kegiatan yang sifatnya mendidik dan mengembangkan
moral dan kepatuhan dalam segala hal.
Intinya sejarah timbulnya organisasi belum ada yang mengetahui secara
pasti kapan organisasi ada.Suatu organisasi biasanya dianggap baru
dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen
ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari
gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa
rasionalisasi terhadap organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi
tentang gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan produktivitas. Studi
tentang berbagai sistem kompensasi pun dilakukan.
Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada
analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi
mempengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang didorong oleh
penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan hubungan antar manusia ini
lebih terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan
individu di dalam organisasi.
Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini,
ketika penemuan logistik besar-besaran dan penelitian operasi
menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem dan pendekatan
rasionalistik terhadap studi organisasi.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh
psikologi sosial dan tekanan dalam studi akademiknya dipusatkan pada
penelitian kuantitatif.
Sejak tahun 1980-an, penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi
dan perubahan menjadi bagian yang penting dari studi ini. Metode-metode
kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima, dengan memanfaatkan
pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologi dan sosiologi.
Contoh Organisasi:
-
Paguyuban Pasundan (Organisasi Budaya Sunda)
Sejarah Paguyuban Pasundan:
Paguyuban Pasundan adalah suatu organisasi budaya Sunda yang berdiri
sejak 20 Juli 1913. Organisasi ini merupakan organisasi tertua yang
masih berdiri hingga saat ini. Selama keberadaannya organisasi ini
bergerak dalam beberapa bidang diantaranya: pendidikan, sosial-budaya,
politik, ekonomi, kepemudaan dan pemberdayaan perempuan.
Paguyuban ini bertujuan untuk melestarikan budaya-budaya khas bumi
Pasundan atau budaya Sunda yang melibatkan bukan hanya orang-orang sunda
saja tetapi semua orang yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Sunda
itu sendiri.
Awal Bediri:
Secara tidak langsung organisasi ini dipengaruhi oleh pendirian
Budi Utomo tanggal
20 Mei 1908,
yang dianggap sebagai tonggak awal kebangkitan bangsa Indonesia
menggapai kemerdekaan. Pada awalnya banyak orang-orang sunda yang
bergabung cabang-cabang budi utomo yang sudah tersebar ke wilayah Jawa
Barat, seperti Bandung dan Bogor. Namun beberapa tahun kemudian
keberadaan orang sunda dalam oraganisasi Budi Utomo semakin berkurang
dikarenakan menurut mereka dari segi Sosial-Budaya, organisasi tersebut
hanya memuaskan penduduk Jawa Tengah dan Jawa Timur saja.
Atas inisiatif siswa-siswa Sunda di
STOVIA (School Tot Opleiding voor Indlandsche Artsen) – sekolah kedokteran zaman Belanda di
Batavia (Jakarta),
diupayakan pembuatan organisasi untuk orang-orang Sunda. Selanjutnya,
para siswa yang berusia sekitar 22 tahun itu, berkunjung ke rumah
Daeng Kandoeroean Ardiwinata, yang saat itu sudah dianggap sebagai
sesepuh orang Sunda. Dalam kunjungan tersebut, dinyatakan maksud pendirian perkumpulan orang Sunda sekaligus meminta
D. K. Ardiwinata untuk menjadi ketua organisasi.
Setelah
D. K. Ardiwinata menyanggupi, maka di rumahnya di
Gang Paseban,
Salemba,
Jakarta, pada hari
Minggu tanggal
20 Juli 1913 diadakan rapat untuk pendirian perkumpulan. Dalam rapat itu disepakati pendirian organisasi yang kemudian dinamai
“Pagoejoeban Pasoendan”. Saat itu ditetapkan
D. K. Ardiwinata sebagai penasehat dan
Dajat Hidajat (
siswa STOVIA) sebagai ketua.
Pada tanggal
22 September 1914, pengurus paguyuban meminta izin kepada pemerintah untuk dapat melakukan kegiatannya secara sah. Dengan
surat keputusan nomor 46 tanggal 9 Desember 1914, izin tersebut diberikan. Selanjutnya, sampai tahun 1918, organisasi ini lebih sebagai perkumpulan sosial-budaya.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Paguyuban_Pasundan