Kalau
Kuningan di Jakarta pemandangannya sudah pasti gedung-gedung
perkantoran, mal dan hotel. Sekali-sekali injak pedal gas mobil Anda
dalam-dalam menuju Kuningan di Jawa Barat. Lewat tol Cikampek terus
saja sampai Cirebon lanjut ke arah Kuningan, kurang lebih 291 km jaraknya. Misalkan jarak dari Jakarta terlalu melelahkan, bisa berangkat dari Bandung. Jarak tempuh Bandung-Kuningan kurang lebih 184 km. Mau lebih dekat lagi dari Cirebon ke Kuningan hanya sekitar 35 km.
Pegel-pegel setelah 8 jam menginjak pedal gas, kopling dan rem dari Jakarta?
Enjoy, aja!, sesampainya di desa Sangkanurip, Kuningan, Anda
sekeluarga bisa mengendurkan otot-otot yang kaku. Bisa mandi di
pemandian air panas 24 jam atau menjalani terapi Spa yang ada di desa
berhawa sejuk ini. Biarpun namanya desa Sangkanurip, desa ini tidak
pelosok. Lokasinya, di pinggir jalan raya Cirebon-Kuningan.
Di Sangkanurip tak cuma bisa menikmati Spa, mandi-mandi air hangat atau hanya tidur-tiduran di hotel. Buat mereka wong ndeso yang rindu suasana kampung termasuk orang kota
juga, pagi hari asik sekali menuju ke arah Tenggara buat jalan-jalan
menyusuri kampung. “Sitonjul” sebutan kampungnya. Gratis, kapan saja
boleh masuk buat jalan-jalan menyusuri kampung yang masih asri ini. Dua
tahun lalu ada retribusi, tetapi sekarang tinggal posnya saja, itupun
tidak terawat. Menyusuri “Sitonjul”, ada rute jarak jauh juga jarak
pendek. Mau berlumpur ria bisa lewat pematang sawah. Jika ingin tetap
bersih telapak kakinya bisa memilih jalan yang sudah disemen atau
diaspal. Naik mobil juga bisa, tetapi enggak ada sensasinya.
Melintasi
jalur yang panjang kita akan melihat sungai, penduduk desa yang ramah,
pemandangan gunung Ciremai yang gagah, sawah berundak-undak. Masih
mendengar suara jangkerik juga kicau burung. Mungkin di malam hari masih
ada kunang-kunang yang menyala di malam hari. Pohon-pohon besar masih
banyak, ada kuburan khas Pasundan dan tentunya jalan tanah becek khas
kampung. Finishnya, bertemu bendungan Katiga. Ketika belum hanyut
terkena banjir dua tahun lalu di bendungan ini ada jembatan eksotik
terbuat dari bambu. Saat air tidak meluap asik untuk bermain air di
antara bebatuan di sungai ini. Airnya dingin dan jernih. Jika airnya
sedang meluap lebih baik jangan. Bahaya, nanti hanyut.
Pulangnya
bisa menyeberangi bendungan Katiga ini. Sekitar 500 meter jarak tempuh
untuk melintasi jalan desa yang masih alami, selanjutnya kita bisa
langsung menemui jalan mulus menuju Sangkanurip. Badan capek-capek dan
pegal lagi? Spa aja lagi, he…he…he…
Ke
Kuningan tidak belanja oleh-oleh rasanya kurang afdol. Makanan iseng
ada tahu Lamping, rasanya mirip tahu goreng khas Sumedang cuma tahu ini
nggak bolong kaya tahu Sumedang dan lebih gurih tahu ini, lebih enak
lagi dimakan panas-panas bareng cabe rawit atau kecap cabai, dengan
mengeluarkan kocek sebesar Rp 3000 kita dapat 10 tahu. Minuman khasnya
ada JENIPER , eits...!!!, ini bukan minuman keras, tetapijeniper itu
adalah JEruk NIpis PERas. Jeniper dihidangkan panas enak, dingin pun
nikmat. Per botolnya Rp10.500. Yang istimewa dari oleh-oleh kota
Kuningan adalah tape ketan khas Kuningan yang dibungkus daun jambu air.
Rasa tapenya manis harum wangi daun jambu, seger…deh..., Tape
ketan ini dijual dalam wadah ember hitam bertutup. Cukup tukarkan uang
Rp40.000 - Rp60.000 dapat ember berisi 100 biji tape ketan berbungkus
daun jambu, itupun kita dapat memesan tape ketan itu sbelum pulang lagi
ke Jakarta jadi si tape ketan itu sudah dikasih waktu kalau si tape ini
matangnya berapa hari, biasanya 3 atau 4hari tape matang dan biasanya
jarang ada tape ketan yang sudah matang ditempat penjualannya karena
tape ketan ini banyak yang dipesan oleh konsumen lainnya sehingga
persediaan tape ketan yang sudah matang jarang ada ditempat, biasanya
penjual tape ketan menyediakan tape ketan yang masih segar atau baru
dibuat dan biasanya tape ketan akan mengeluarkan aroma harum daun jambu
bila sudah matang, lebih enak lagi tape ketan ini disimpan dalam lemari
es agar kenikmatan dan rasanya tetap terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar